Langsung ke konten utama

Manfaat Menahan Pandangan Mata

Manfaat Menahan Pandangan Mata


Membersihkan Hati dari Derita Penyelesaian
Siapa yang suka mengumbar pandangan matanya, maka penyesalan yang dia rasakan tiada henti-hentinya. Pandangan akan menyusup kedalam hati seperti anak panah yang meluncur saat dibidikan. Jika tidak membunuh, tentu anak panah akan membuat luka. Atau pandangn itu seperti bara api yang dilemparkan ke dahan-dahan kering. Jika tidak membakar semuanya, tentu ia akan membakar sebagian diantaranya.

Mendatangkan Kekuatan hati, keteguhan dan keberanian
Dengan begitu seseorang yang menahan Pandangan matanya bisa menguasai pandangan itu yang disertai penguasaan terhadap hujjah. Didalam atsar disebutkan, “ Siapa yang menentang hawa nafsunya ada yang hatinya menjadi hina dan lemah, jiwanya kerdil dan tak ada harganya, karena Allah juga menjadikannya orang yang lebih mementingkan hawa nafsunya daripad keridhoanNya.

Mendatangkan Kegembiraan, Kesenangan dan Kenikmatan
Tidak dapat diragukan, jika seseorang menentang hawa nafsunya, tentu kesudahannya adalah kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan yang jauh lebih besar dari kenikmatan mengikuti hawa nafsu. Oleh karena itulah akal lebih menonjol daripad hawa nafsu.

Mendatangkan Kekuatan Firasat Yang Benar
Menahan pandangan mata bias mendatangkan kekuatan firasat, karena firasat itu termasuk cahaya dan buah dari cahaya. Jika hati bercahaya, maka firasat juga tidak akan meleset. Sebab hati itu kedudukannya seperti cermin yang memperlihatkan seluruh data seperti apa adanya. Sedangkan orang mengumbar pandangan matanya, maka dia seperti menghembuskan nafas di cermin hatinya, sehingga cahayanya menjadi pudar.

Menutup Pintu Neraka Jahanam
Pandangan mata adalah pintu syahwat yang menuntut pelaksanaannya. Pengharaman Allah dan syari’atNya merupakan tabir penghalang untuk mengumbar pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia akan berani melanggar larangan. Dia tidak akan berhenti pada satu tujuan saj. Jiwa manusia tidak menentang tujuan yang sudah diperoleh, lalu dia ingin mendapatkan kesenangan dalam hak yang baru lagi. Orangyang sudah terbiasa dengan sesuatu yang pernah ada tidak menolak untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi jika sesuatu yang baru itu tampak lebih indah.

Menguatkan dan Mengkokohkan Akal
Mengumbar pandangan mata tidak dilakukan kecuali oleh orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak mempedulikan akibat dikemudian hari. Orang yang cemerlang akalnya adalah yang bias mempertimbangkan akibat. Andaikata orang yang mengumbar pandangan mengetahui akibat dari perbuatannya tentu dia tidak akan berani mengumbar pandangan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati, Diri dan Jiwa (Ruh)

Dalam prespektif sufisme, kita memiliki tujuh jiwa atau tujuh aspek dari jiwa yang kompleks yang masing-masing mewakili tingkat evolusi yang berbeda-beda. Perlu diingat bahwa sufisme sangat menekankan pada keseimbangan (balance). Pengembangan satu jiwa tidak untuk melemahkan yang lain. Setiap jiwa memiliki keistimewaan yang berharga dan dalam tasawuf pertumbuhan spiritual yang sejati adalah pertumbuhan seimbang dari keseluruhan individu, termasuk tubuh, pikiran, dan spirit (jiwa). Dalam psikolog Sufi, hati memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati adalah tempat ma’rifat, dan merupakan kecerdasan yang lebih dalam dan lebih dasar dari pada kecerdasan abstrak kepada (otak). Misi seorang Sufi adalah mengembangkan hati yang lembut, berperasaan dan memiliki kasih-sayang dan untuk mengembangkan kecerdasan hati.Heart, Self, and Soul merupakan salah satu karya fenomenal Robert Frager, yang sering dibicarakan dalam dunia taswuf akhir-akhir ini. Fokus kajian tentang yaitu: (...

Catatan Kecil: Membebaskan Hawa Nafsu atas Jiwa

Kalimat tersebut bernuansa spiritual dan filosofis. Jika kamu ingin penjelasan atau elaborasi lebih lanjut, berikut adalah pemaknaan dan penguraian dari kalimat tersebut: Makna Kalimat: "Membebaskannya dulu dari waham, dari timbunan dosa, dari kungkungan sifat-sifat jasadi maupun dominasi syahwat dan hawa nafsu atas jiwa kita." Maknanya: Sebelum jiwa dapat tumbuh, berkembang, atau kembali kepada fitrahnya yang suci, ia perlu dibebaskan dari berbagai belenggu batin dan duniawi, yaitu: Waham - Waham adalah khayalan atau ilusi; pikiran yang tidak berdasar, prasangka, atau persepsi yang menyesatkan. - Jiwa perlu dibersihkan dari cara berpikir yang keliru agar bisa melihat kebenaran dengan jernih. Timbunan Dosa - Dosa-dosa yang menumpuk menjadi penghalang antara manusia dan Tuhan, serta mengeraskan hati. - Pembebasan ini bisa melalui taubat, istighfar, dan amal saleh. Kungkungan Sifat-Sifat Jasadi - Artinya adalah keterikatan jiwa pada sifat-sifat fisik, seperti kemala...

DEWAN KESEHATAN RAKYAT

DKR, Dewan Kesehatan Rakyat adalah wadah perjuangan bagi rakyat miskin yang mendapat perlakuan diskriminatif mengenai kasus-kasus pelayanan kesehatan.