Jumat, 28 September 2018

Pada Diri Kita yang Menjadikan Lebih Baik


Dulu sebelum menikah, betapa indahnya aku melihat istriku. Dia seperti bidadari yang kecantikanya tiada yang menandingi. Saking cintanya, aku selalu memperhatikannya, selalu menemaninya setiap waktu dan rela jadi perisai bila ada peluru yang mengarah kepadanya.
Setelah beberapa tahun membangun rumah tangga, entah kenapa perasaanku yang dulu tiba-tiba hilang. Aku melihat istriku tak secantik seperti dulu, padahal wajahnya tetap sama cantik. Aku malah melihat banyak wanita di luar sana yang jauh lebih cantik dan lebih baik dari istriku.

Karena perasaan itu, rasa cintaku kepada istriku mulai berkurang. Kata-kata yang ku ucapkan selalu menyakitinya, aku jarang memperhatikannya dan bahkan ada perasaan untuk berpaling ke hati wanita lain. Aku seolah melihat istriku penuh dengan keburukan, sementara aku melihat wanita lain penuh dengan keindahan.

Mungkin untaian kata di atas pernah terlintas di benak para suami. Godaan dalam rumah tangga pasti selalu ada, khususnya dlam hal kesetiaan. Banyak para suami yang berpaling dari istrinya hanya karena ia melihat wanita lain lebih cantik dan lebih baik darinya.

Mungkin kisah di bawah ini bisa memberikan motivasi agar kita jadi suami dan istri yang setia.
Ada seorang lelaki yang bertanya kepada seorang syekh.

“Dulu sebelum menikah, aku melihat istriku begitu indah, tiada duanya di dunia ini. Tapi ketika aku melamarnya, ternyata ada banyak wanita yang seindah dia. Ketika aku menikahinya, aku mulai merasa bahwa ada banyak wanita yang lebih cantik darinya. Sekarang, setelah hampir sepuluh tahun kami menikah, aku merasa bahwa semua wanita lebih menarik daripada istriku.”

Syekh itu menjawab: “Seandainya engkau menikahi seluruh wanita di dunia ini, maka engkau akan merasa bahwa anjing-anjing yang berkeliaran di jalan jauh lebih menarik bagimu daripada istri-istrimu.”

“Masalah sesungguhnya bukan terletak pada istrimu, tapi terletak pada hati rakusmu dan mata keranjangmu. Mata manusia tidak pernah puas kecuali jika sudah tertutup tanah.”

“Apakah engkau ingin istrimu kembali seperti dulu, menjadi wanita terindah di dunia ini?”
“Iya Syekh,” jawab lelaki itu dengan perasaan gundah.

Syekh itu menjawab: “Tundukkan pandanganmu, pejamkanlah matamu dari hal-hal yang haram. Ketahuilah, orang yang merasa cukup dengan yang halal, maka dia akan diberi kenikmatan yang sempurna.”

Puisi Muharram By. Ujang Mawardi Muharram.... Tahun Hijriah, Tahun 1445 kini Muharram, Bulan yang suci, diantara bulan yang lain. Waktu d...