Langsung ke konten utama

BUMI

BUMI

Tua usia ku kini... tapi siapa yang peduli...
Kau tau nya aku ada...
Pernahkah kau memikirkan tentang aku?..
tidak kan?...
Dan itu pasti nya tidak...

Aku lah
Yang kau injak...
Yang kau kotori dengan kotoran mu
Tak pernah kau bersihkan aku dari kotoran mu...

Pernahkah kau syukuri keberadaan ku...
Pernahkah kau salami aku dengan menjagaku...

Kau hanya tau yang kau mau...
Kau tusuk tubuhku dengan paku besarmu demi mata dan pencarian mu...
Kau ambil dari milikku...
Pohon itu...
Air itu...
Emas...
Minyak...
Dan semua yang menjadi kau kuasai aku...
Ku tabah terima ini...
Karena aku besar...

Wahai manusia...
Wahai pemilik keserakahan...
Wahai dzat yang lemah lagi sombong....

Peliharalah aku...
Atau kau tau akibatnya dari ulahmu...
Longsor...
Banjir...
Gempa...
Dan kering hingga
Musnahnya diriku...

Tuhan...
Kuserahkan diriku padaMu
Sang pemilik dan pencipta ku...

040417,bekasi@mruj

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati, Diri dan Jiwa (Ruh)

Dalam prespektif sufisme, kita memiliki tujuh jiwa atau tujuh aspek dari jiwa yang kompleks yang masing-masing mewakili tingkat evolusi yang berbeda-beda. Perlu diingat bahwa sufisme sangat menekankan pada keseimbangan (balance). Pengembangan satu jiwa tidak untuk melemahkan yang lain. Setiap jiwa memiliki keistimewaan yang berharga dan dalam tasawuf pertumbuhan spiritual yang sejati adalah pertumbuhan seimbang dari keseluruhan individu, termasuk tubuh, pikiran, dan spirit (jiwa). Dalam psikolog Sufi, hati memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati adalah tempat ma’rifat, dan merupakan kecerdasan yang lebih dalam dan lebih dasar dari pada kecerdasan abstrak kepada (otak). Misi seorang Sufi adalah mengembangkan hati yang lembut, berperasaan dan memiliki kasih-sayang dan untuk mengembangkan kecerdasan hati.Heart, Self, and Soul merupakan salah satu karya fenomenal Robert Frager, yang sering dibicarakan dalam dunia taswuf akhir-akhir ini. Fokus kajian tentang yaitu: (...

Catatan Kecil: Membebaskan Hawa Nafsu atas Jiwa

Kalimat tersebut bernuansa spiritual dan filosofis. Jika kamu ingin penjelasan atau elaborasi lebih lanjut, berikut adalah pemaknaan dan penguraian dari kalimat tersebut: Makna Kalimat: "Membebaskannya dulu dari waham, dari timbunan dosa, dari kungkungan sifat-sifat jasadi maupun dominasi syahwat dan hawa nafsu atas jiwa kita." Maknanya: Sebelum jiwa dapat tumbuh, berkembang, atau kembali kepada fitrahnya yang suci, ia perlu dibebaskan dari berbagai belenggu batin dan duniawi, yaitu: Waham - Waham adalah khayalan atau ilusi; pikiran yang tidak berdasar, prasangka, atau persepsi yang menyesatkan. - Jiwa perlu dibersihkan dari cara berpikir yang keliru agar bisa melihat kebenaran dengan jernih. Timbunan Dosa - Dosa-dosa yang menumpuk menjadi penghalang antara manusia dan Tuhan, serta mengeraskan hati. - Pembebasan ini bisa melalui taubat, istighfar, dan amal saleh. Kungkungan Sifat-Sifat Jasadi - Artinya adalah keterikatan jiwa pada sifat-sifat fisik, seperti kemala...

DEWAN KESEHATAN RAKYAT

DKR, Dewan Kesehatan Rakyat adalah wadah perjuangan bagi rakyat miskin yang mendapat perlakuan diskriminatif mengenai kasus-kasus pelayanan kesehatan.