Langsung ke konten utama

Tips Menentukan Nama Usaha

Rasanya sudah banyak teman/klien yang meminta bantuan saya untuk mencarikan nama untuk bisnis atau produk mereka. Entah apa yang menjadi alasan mereka meminta pendapat saya untuk urusan “nama” tersebut, padahal kan mencari nama itu sepertinya mudah (walaupun pada kenyataannya susah!). Namun, menurut sebagian teman, saya mempunyai “sense of brand” yang bagus, jadi mereka serasa perlu bertanya apakah nama mereka pilih sudah cocok atau belum dengan bisnisnya. Ya, apapun alasan mereka meminta bantuan saya untuk hal ini, selama masih bisa saya bantu : pasti akan saya bantu!
Tetapi, untuk beberapa kasus saya tidak bisa membantu mereka untuk mencarikan nama tersebut. Kenapa? Karena ada juga sebagian dari mereka yang masih menganggap nama itu sebagai suatu “barang” yang instan.Contohnya :  ”Mas, usaha saya bergerak di bidang jasa sablon & konveksi, kira-kira nama apa yang cocok buat usaha saya?” atau “Saya mau buka warnet & game online tolong carikan nama yang berhubungan dengan tokoh komik”. Lho, sebentar, saya jelas tidak bisa menentukan nama yang cocok kalau request nya hanya berhenti sampai kalimat tanya seperti itu. Dalam mencari sebuah nama, kita harus memulai nya lebih jauh dari dalam bisnis atau produk itu sendiri, termasuk visi dan misinya. Kemudian baru dibandingkan terhadap keadaan di luar bisnisnya, seperti target pasar, aspek lingkungan, bahasa dan lain-lain. Sehingga, nama tersebut menjadi kuat dari dalam dan efektif menjangkau target bisnisnya.
Dalam menentukan sebuah nama, kita harus jeli dalam 3 aspek berikut ini :
1. Simplicity
Sudah seharusnya sebuah nama/brand dibuat se-simple mungkin sehingga mudah dicerna dan dimengerti audiens. Tidak terlalu rumit dan bertele-tele.
Ketika Anda merumuskan sebuah nama yang strategis,sebaiknya buang semua aksen yang tidak perlu. Cukup sampaikan apa saja yang menurut Anda penting dalam menunjang brand Anda. Karena dalam dunia pemasaran saat ini (yang sudah penuh sesak dengan persaingan),simplicityitu paling utama sehingga audiens kita akan semakin cepat menangkap pesan brand dan pemasaran kita. Apalagi pola kehidupan saat ini yang sangat fast moving, menyebabkan orang tidak punya banyak waktu untuk melihat selebaran iklan ataupun media promo yang lain. Hanya brand dengan konsep sederhana dan unik lah yang akhirnya dapat menarik audiens.
Contoh : dulu Facebook.com memiliki nama TheFacebook.com, tetapi rasanya terlalu rumit akhirnya “the” dihilangkan sehingga hanya menjadi Facebook.com. Mana yang lebih bagus? TheFacebook atau nama yang sekarang : Facebook?
Bekerja dengan simpel namun cerdas memang sulit,tapi trust me : it works !! Ada dua hal utama yang sering dibahas dalam aspek simplicity ini : bahasa & keunikan.
Sekali waktu ada teman yang menggunakan suatu serapan bahasa Perancis untuk menamai usahanya yang bergerak di bidang fashion. Dia kira nama itu sangat bagus, tetapi ternyata artinya memiliki konotasi negatif saat digunakan sebagai sebuah kata kerja. Nah, kebanyakan sering terjebak dalam permainan bahasa tersebut. Memang ada beberapa nama/brand yang sukses dengan menggunakan serapan bahasa asing. Tetapi tidak berarti bahwa nama Anda juga harus menggunakan bahasa asing! Contoh : SAMPOERNA nama lokal yang berhasil mendunia. Jadi, jika masih ada nama lokal yang cocok, sebaiknya pergunakan nama lokal saja agar mudah ditangkap dan dimengerti oleh target konsumen.
Hal lain, keunikan sering juga mengecoh kita dalam menentukan sebuah nama. Saking ingin dianggap unik, beberapa nama menjadi “aneh” didengar atau dibaca. Konsep nama unik memang bagus, tetapi jika tidak memiliki makna yang kuat nama tersebut akan tetap lemah di mata konsumen. Pesannya : tetap utamakan konsep makna dari nama yang akan Anda gunakan!
2. Umbrella
Nama yang akan ditentukan harus mencakup sebuah visi jangka panjang. Dimana sebuah bisnis harus bisa berkembang dalam aspek produk ataupun unitnya. Misalkan mengalami penambahan jumlah produk atau pengadaan unit bisnis baru di bawah “payung” bisnis utamnya. Sehingga, nama bisnis yang baik seharusnya berada dalam umbrella brand concept yang baik. Dengan demikian konsumen tidak akan kehilangan makna dari nama tersebut dan akan melihat bisnis tersebut secara utuh dan menyeluruh dalam sebuah nama!
Contoh : Google. Mereka menamai berbagai produk turunannya dengan nama utamanya, misalkan : Google Analitycs, Google Site, Google Map dan sebagainya.
3. Redifinitive
Nah, aspek ketiga ini yang susah!
William Shakespeare dalam kutipan naskah sastranya pun pernah menulis : “What’s in a name? That which we call a rose. By any other name would smell as sweet.” Seandainya mawar bukan disebut mawar, apakah nama mawar akan tetap harum? Seandainya bangkai digunakan untuk menamai bunga wangi tersebut, apakah bangkai menjadi sebuah kata yang indah? Itulah yang disebut sebagai definisi dan redefinisi!
Pernah saya mempunyai klien yang bergerak dalam usaha denim & clothing dengan menggunakan nama foundernya yang kemudian digabung dengan salah satu istilah denim sehingga menghasilkan sebuah kata baru. Pada awalnya dia ragu menggunakan nama tersebut, tetapi saya katakan “nama tersebut terdengar aneh karena belum dimaknai, artinya Anda belum mendefinisikan brand Anda!”
Ada dua cara dalam memberikan definisi/memaknai ataupun me-re-definisi kan sebuah nama :
– Orientasi Produsen
Orientasi ini adalah suatu bentuk arahan dari produsen tentang makna dari nama tersebut. Jadi, definisi datang dari pihak produsen yang kemudian ditransfer ke konsumen dengan baik. Contoh : Dji Sam Soe (yang arti awalnya 234) kemudian didefiniskan oleh produsen sebagai rokok kretek premium. Dan itu secara konsisten disampaikan oleh produsen ke konsumen melalui produk yang memang menunjukan definisinya : rokok kretek premium!
– Orientasi Konsumen
Orientasi kedua adalah kebalikan dari orientasi produsen. Dimana produsen mendapat feedback dari konsumen terhadap definisi nama tersebut. Contoh : Gudang Garam International. Secara jeli pihak produsen melihat bahwa nama mereka diredefinikan oleh konsumennya menjadi : GarPit, GePe, Gudang Garam Mini dan sebagainya di berbagai daerah Indonesia. Apakah redefinisi tersebut merugikan produsen? Tidak! Justru mereka menyerahkannya kepada konsumen : apapun sebutan untuk namanya, produknya tetap Gudang Garam Internasional!
Kedua proses redefinisi tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, terutama untuk membenrukbrand awarness dari konsumennya. Tetapi yang menjadi penting saat ini adalah bagaimana Anda mendefinisikan nama dari produk/bisnis Anda. Dari situlah nama Anda dibangun!

Dulu saya sering bertanya, “Kenapa kemampuan Nabi Adam untuk menamai berbagai benda yang ada di langit dan di bumi di sebut sebagai mukjizat? Mungkinkah beliau hanya asal sebut saja?”
Ternyata, memang menentukan nama itu tidak mudah!

sumber: http://www.marketing.co.id/tips-menentukan-nama-usaha/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati, Diri dan Jiwa (Ruh)

Dalam prespektif sufisme, kita memiliki tujuh jiwa atau tujuh aspek dari jiwa yang kompleks yang masing-masing mewakili tingkat evolusi yang berbeda-beda. Perlu diingat bahwa sufisme sangat menekankan pada keseimbangan (balance). Pengembangan satu jiwa tidak untuk melemahkan yang lain. Setiap jiwa memiliki keistimewaan yang berharga dan dalam tasawuf pertumbuhan spiritual yang sejati adalah pertumbuhan seimbang dari keseluruhan individu, termasuk tubuh, pikiran, dan spirit (jiwa). Dalam psikolog Sufi, hati memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati adalah tempat ma’rifat, dan merupakan kecerdasan yang lebih dalam dan lebih dasar dari pada kecerdasan abstrak kepada (otak). Misi seorang Sufi adalah mengembangkan hati yang lembut, berperasaan dan memiliki kasih-sayang dan untuk mengembangkan kecerdasan hati.Heart, Self, and Soul merupakan salah satu karya fenomenal Robert Frager, yang sering dibicarakan dalam dunia taswuf akhir-akhir ini. Fokus kajian tentang yaitu: (...

Catatan Kecil: Membebaskan Hawa Nafsu atas Jiwa

Kalimat tersebut bernuansa spiritual dan filosofis. Jika kamu ingin penjelasan atau elaborasi lebih lanjut, berikut adalah pemaknaan dan penguraian dari kalimat tersebut: Makna Kalimat: "Membebaskannya dulu dari waham, dari timbunan dosa, dari kungkungan sifat-sifat jasadi maupun dominasi syahwat dan hawa nafsu atas jiwa kita." Maknanya: Sebelum jiwa dapat tumbuh, berkembang, atau kembali kepada fitrahnya yang suci, ia perlu dibebaskan dari berbagai belenggu batin dan duniawi, yaitu: Waham - Waham adalah khayalan atau ilusi; pikiran yang tidak berdasar, prasangka, atau persepsi yang menyesatkan. - Jiwa perlu dibersihkan dari cara berpikir yang keliru agar bisa melihat kebenaran dengan jernih. Timbunan Dosa - Dosa-dosa yang menumpuk menjadi penghalang antara manusia dan Tuhan, serta mengeraskan hati. - Pembebasan ini bisa melalui taubat, istighfar, dan amal saleh. Kungkungan Sifat-Sifat Jasadi - Artinya adalah keterikatan jiwa pada sifat-sifat fisik, seperti kemala...

DEWAN KESEHATAN RAKYAT

DKR, Dewan Kesehatan Rakyat adalah wadah perjuangan bagi rakyat miskin yang mendapat perlakuan diskriminatif mengenai kasus-kasus pelayanan kesehatan.