Suatu hari, Dzun nun hendak mencuci pakaian di tepi sungai Nil.
Tiba-tiba ia melihat seekor kalajengking yang sangat besar. Binatang itu
mendekati dirinya dan segera akan menyengatnya.
Dihinggapi rasa cemas, Dzunnun memohon perlindungan kepada Allah swt
agar terhindar dari cengkeraman hewan itu. Ketika itu pula, kalajengking
itu membelok dan berjalan cepat menyusuri tepian sungai.
Dzunnun pun mengikuti di belakangnya.
Tidak lama setelah itu, si kalajengking terus berjalan mendatangi pohon
yang rindang dan berdaun banyak. Di bawahnya, berbaring seorang pemuda
yang sedang dalam keadaan mabuk. Si kalajengking datang mendekati pemuda
itu. Dzunnun merasa khawatir kalau-kalau kalajengking itu akan membunuh
pemuda mabuk itu.
Dzunnun semakin terkejut ketika melihat
di dekat pemuda itu terdapat seekor ular besar yang hendak menyerang
pemuda itu pula. Akan tetapi yang terjadi kemudian adalah di luar dugaan
Dzunnun. Tiba-tiba kalajengking itu berkelahi melawan ular dan
menyengat kepalanya. Ular itu pun tergeletak tak berkutik.
Sesudah itu, kalajengking kembali ke
sungai meninggalkan pemuda mabuk di bawah pohon. Dzunnun duduk di sisi
pemuda itu dan melantunkan syair, Wahai orang yang sedang terlelap,
ketahuilah, Yang Maha Agung selalu menjaga dari setiap kekejian yang
menimbulkan kesesatan. Mengapa si pemilik mata boleh sampai tertidur?
Padahal mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan.
Pemuda mabuk itu mendengar syair Dzunnun
dan bangun dengan terperanjat kaget. Segera Dzunnun menceritakan
kepadanya segala yang telah terjadi.